Advertisement

Kandungan Theflavin Teh Hitam Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Jepang atau China.

Jumat, 27 November 2009 , Posted by AGHA at 16.34



black tea

Banyak orang mengkhawatirkan bahayanya serangan jantung koroner, stroke, diabetes, darah tinggi dan kanker hati. Karena sekarang ini penyakit tersebut tidak hanya menyerang orang berusia lanjut, melainkan juga kalangan produktif.

Asal tahu saja, penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyakit yang menyebabkan kematian di Indonesia, sedangkan untuk penyakit diabetes Indonesia juga dikenal sebagai negara keempat terbanyak penderitanya, dengan sebaran usia yang bukan lagi 50 tahun ke atas, namun berkisar 25-45 tahun.

Salah satu penyebab munculnya penyakit tersebut adalah adanya akumulasi radikal bebas atau oksidan yang dapat menghancurkan sistem jaringan dan integritas DNA dalam tubuh. Kondisi tersebut menstimulus percepatan proses penuaan, penghancuran lever dan menyebabkan penyakit papan atas lainnya seperti penyakit jantung dan kanker.

Salah satu pendapat yang diutarakan oleh Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ali Khomsan adalah bahwa pengobatan dan pencegahan yang terbaik untuk menghindari atau mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan sejenis yang disebabkan oleh radikal bebas atau oksidan, adalah dengan cara bersifat alamiah.

Salah satunya adalah meminum minuman yang mengandung zat alami yang dapat mengurangi radikal bebas seperti minuman teh hitam.

"Memang benar teh hitam atau `black tea` mempunyai manfaat seperti menurunkan resiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah," kata Ali Khomsan.

Berbagai referensi menjadi acuan yang menyebutkan bahwa teh hitam yang selama ini dikonsumsi masyarakat cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh, terutama antioksidan serta "teaflavin" cukup tinggi.

"Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi resiko-resiko penyakit seperti kanker dan mencegah jantung koroner," katanya.

Prof. Ali Khomsan menyatakan, Indonesia saat ini tercatat sebagai produsen teh terbanyak nomor lima di dunia, bahkan teh hitam Indonesia berdasarkan penelitian, mengandung theaflavin yang lebih tinggi dibandingkan Jepang maupun China.

Dengan demikian, tambah pakar gizi itu, jika meminum teh hitam asli
Indonesia, kecenderungan mencegah penyakit jantung koroner seperti yang disebutkan di atas makin tinggi.

"Sayangnya hal ini belum banyak diketahui oleh bangsa
Indonesia sendiri," ujarnya.

Teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi.

Pakar kesehatan jantung dari Kota Hujan Dr H.Mohammad Taufik Sp.J mendukung pendapat Ali Khomsan yang menyebutkan teh hitam bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan stroke.

Kurang Sosialisasi

Menurut Taufik, sayangnya, manfaat yang terkandung dalam teh hitam belum banyak diketahui masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat teh hitam bagi kesehatan.

Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow bertema "Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Risiko Penyakit Jantung Koroner".

Penelitian tersebut memperlihatkan katekin dalam teh hitam, senyawa yang disebut-sebut sebagai aktor yang mampu melawan penyakit degeneratif adalah senyawa theaflavin yang merupakan antioksidan, anti kanker, anti mutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya.

Antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, anti oksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis.

Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial, kemampuannya sebagai penangkap radikal bebas tidak dipungkiri lagi kesahihannya. Selain itu senyawa theaflavin dalam teh hitam jumlahnya cukup berarti.

Kemampuan theaflavin sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi LDL (Low Density Lippoprotein) menunjukkan hal yang menakjubkan.

Dalam seduhan teh hitam, theaflavin memberikan warna merah kekuningan, sementara itu thearubigin dan theanapthoquinone masing-masing memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat.

Untuk hal rasa, bersama-sama kafein, theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar.

Mengutip penelitian di Belanda, Taufik menyatakan, kebiasaan minum teh hitam dapat mencegah penimbunan kolesterol pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita.

Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 persen, jika minum 4 cangkir dapat mencapai 69 persen.

Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 persen pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.

Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktifitas insulin.

Penelitian Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam meningkatkan aktifitas insulin melebihi dari teh hijau, dan teh oolong.

Tiga Jenis Teh

Teh dikategorikan menjadi 3 jenis berdasarkan proses pengolahannya, yaitu teh hitam (fermentasi atau oksimatis, kependekan dari oksidasi ensimatis), teh oolong dan teh hijau. Konsekuensi logis dari perbedaan proses tersebut menyebabkan lahirnya perbedaan produk teh baik secara fisik maupun kimia.

Perbedaan yang paling menonjol secara kimia adalah perbedaan kandungan komposisi senyawa polyfenol. Pada proses pengolahan teh hitam, dan teh Oolong, sebagian katekin berubah menjadi theaflavin, thearubigin, dan theanaphtoquinone.

Meski tidak sepopuler nenek moyangnya (katekin), theaflavin sudah banyak dipelajari oleh sejumlah peneliti. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari pada katekin, mengingat secara struktur theaflavin lebih potensial.

Hal itu bisa dilihat dari seberapa banyak gugus hidroksi (OH) yang dimilikinya. Gugus hidroksi ini dapat berfungsi sebagai anti radikal bebas atau antioksidan. Semakin banyak gugus hidroksi suatu senyawa, maka kemampuannya sebagai senyawa antioksidan semakin baik.

Theaflavin hanya terdapat dalam teh hitam atau teh yang telah mengalami oksimatis. Theaflavin merupakan hasil oksidasi katekin akibat proses oksimatis pada pengolahan teh hitam.

Kekuatan theaflavin setara dengan katekin, bahkan beberapa publikasi terkini menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari katekin.

Sumber: Antara
Foto: wikipedia

Currently have 0 komentar:

Leave a Reply

Posting Komentar