Rp 30rb langsung ke rekening anda
Posted by AGHA
on
Rabu, 16 Desember 2009
, under
Bisnis Gratis
|
komentar (0)
Dapatkan Cashback gratiss...senilai Rp 30rb . Caranya cukup mudah. Anda hanya perlu menanamkan sedikit investasi klik =>disini. Pastikan nama sponsor anda adalah : APRILANI NUGRAHA . Setelah melakukan aktivasi, anda cukup sms dengan format = Nama#Email#Bank#NoRek kirim ke : 02198572975 / 087881444627. Saya akan check, bila anda sudah terbukti melakukan aktivasi maka langsung saya kirim Rp 30 rb langsung ke rekening anda.
Teh Hitam penyembuh Lever
Posted by AGHA
on
Sabtu, 12 Desember 2009
, under
Khasiat Outea
|
komentar (0)
Ada kesamaan antara teh dan eceng gondok. Bukan pada sosoknya,
tetapi keduanya didatangkan ke Indonesia sebagai tanaman hias. Yang
pertama kali membawa biji teh ke nusantara adalah Dr Andreas Cleyer,
ahli botani, pada 1684. Rekannya, dr Van Siebold-ahli bedah
berkebangsaan Belanda-yang pernah belajar di Jepang, menuturkan teh
sebagai minuman kesegaran. Nasib kedua tanaman itu memang berbeda.
Eceng gondok didakwa sebagai gulma air; teh, minuman kesegaran dan obat.
Teh
sebagai minuman, banyak yang mafhum. Teh sebagai obat? Boleh jadi
sedikit yang tahu. Banyak bukti ilmiah yang mendukung bahwa daun
Chamellia sinensis itu berkhasiat obat. Simak riset Ethan Basch, MD,
peneliti dari Massachusetts College of Pharmacy, Amerika Serikat. Ethan
tidak meneliti sembarang teh, tetapi hanya teh hitam dari pucuk tanaman
anggota famili Theaceae itu. Riset pada 2006 itu membuktikan teh hitam
menstimulasi sistem saraf pusat, memberikan efek menenangkan,
meningkatkan detak jantung, dan diuretik.
Saraf
pusat yang terangsang sistem pengendali irama dan gerak fisik menjadi
terkendali. Dampaknya, pengaturan serapan nutrisi lebih baik. Daunnya
kaya polifenol, tanin, mineral, vitamin, dan antioksidan. Yang disebut
terakhir membantu kerja lever lebih efektif, sehingga tingkat
metabolisme jadi lebih cepat. Akibatnya proses penyembuhan penyakit pun
lebih optimal.
Itulah yang dialami Ekawati
Faziah di Gemoh, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sejak 1990 ia
menderita penyakit akibat infeksi virus itu. Saat itu, Eka sangat
sibuk. Sebagai ibu 6 anak sekaligus guru Taman Kanak-kanak tenaganya
tersita setiap hari. Perempuan kelahiran Banyumas 49 tahun silam itu
juga mengelola toko busana.
Kesibukan itu
kerap menyebabkan, makan tidak teratur dan kurang minum. Sementara
aktivitas sehari-hari menuntut stamina prima. Ia kerap mengabaikan
nyeri perut kanannya. Namun, lama-kelamaan nyeri itu menyiksa. 'Rasanya
sakit sekali, seperti ditusuk ribuan jarum,' kata Eka melukiskan.
Sembuh dan kambuh
Dokter
yang ia datangi mendiagnosis gangguan empedu. 'Yang sakit kan perut
kanan bagian dalam, kemungkinan empedunya terganggu,' ujar Eka mengutip
perkataan dokter. Setelah rutin mengkonsumsi obat resep dokter, rasa
nyeri kadang berkurang. Namun, kondisi tubuhnya tak membaik bahkan
lebih parah. Tubuh terasa lesu. Selain itu, perut juga mual sehingga
enggan makan. Meski begitu, ia tetap mengkonsumsi obat dari dokter
selama dua tahun.
Sayangnya, tanda-tanda
kesembuhan belum juga datang. Oleh karena itu ia menuruti saran
keluarga untuk mengecek kesehatan ke sinshe. 'Empedu tidak bermasalah,
yang bermasalah justru lever,' Eka mengulang perkataan sinshe di
Temanggung. Sinshe meresepkan sebuah ramuan berbahan baku mahkota dewa,
mimba, sambiloto, temulawak, dan pegagan. Semuanya direbus dalam air
dan diminum 3 kali sehari.
Sebulan berselang,
rasa sakit hilang. Tubuh pun bertenaga kembali. Oleh sinshe, Eka
dinyatakan sembuh. Namun, 2 tahun setelah itu levernya kambuh lagi. Itu
bermula pada 1994 pascamelahirkan anak ke-8. Anak ke-7 baru lahir
setahun sebelumnya. Wajar jika kesibukannya bertambah. Ia kerap merasa
lemas dan pusing. Ketika dibonceng anaknya ke toko, ia terjatuh dari
motor 'Badan lemas, pandangan juga berkunang-kunang,' katanya. Hasil
pemeriksaan dokter, tekanan darahnya hanya 70/80 mmHg; normal 120/80
mmHg. Kadar Hb dalam darah pun hanya 7 mg/dl, padahal normalnya 12
mg/dl.
Pemeriksaan itu juga menunjukkan lever
Eka lagi-lagi bermasalah karena membengkak sekaligus komplikasi mag,
jantung, dan ginjal. Kondisi itu memaksa wanita kelahiran 1958 itu
beristirahat total selama 5 bulan, sampai-sampai toko busananya
ditutup. Praktis selama kurun waktu itu Eka tidak beraktivitas.
'Rasanya membosankan sekali, karena biasanya aktif,' katanya. Meski
kondisi kian parah tapi ia enggan mengkonsumsi obat dokter.
Putri
sulungnya, Ryan Huria Latifah, menawarkan serbuk teh hitam. Setiap
pagi, siang, dan malam, setengah sendok teh bubuk teh hitam diseduh
dalam segelas air panas. Hari pertama mengkonsumsi teh hitam
menimbulkan efek diare. Keringat keluar membanjiri tubuh. 'Tapi terus
saya minum karena menurut anak saya reaksi awalnya memang begitu,' kata
Eka. Setelah sepekan rutin mengkonsumsi teh hitam, tubuh kembali
bertenaga. Mual dan pusing tidak lagi terasa. Hasil pemeriksaan dokter
sebuah klinik menunjukkan, levernya kembali normal.
Beragam
penyakit lain, seperti darah rendah dan mag juga sirna. Sebulan setelah
mengkonsumsi teh herbal, Eka sanggup menempuh perjalanan
Temanggung-Solo dengan mengendarai motor. 'Tidak terasa lelah sama
sekali,' katanya. Itu perubahan besar baginya. Penampilannya pun lebih
segar dengan bobot tubuh bertambah dari 44 kg menjadi 49 kg.
Katekin
Menurut
Prof Dr Maximilian, M.D.,PhD, dokter sekaligus konsultan kesehatan dan
accupressurist di Solo, mayoritas penderita kerusakan hati karena
infeksi virus hepatitis kronik (B atau C) dan kebiasaan mengkonsumsi
minuman beralkohol. Dapat pula akibat infeksi lain berupa obat, racun,
dan autoimun. Menurut Hj Sarah Kristanti, herbalis di Bandung, Jawa
Barat, sebagian pasien (10%) yang terinfeksi virus hepatitis B tidak
dapat sembuh total. Jika penyakitnya menjadi kronik akan berlanjut
menjadi sirosis.
Maximilian mengatakan,
konsumsi teh hitam memperbaiki sel-sel tubuh sehingga metabolisme
meningkat. Akibatnya, antibodi dalam tubuh naik, penyakit pun dapat
dengan mudah diatasi. 'Tetapi jangan sembarangan minum teh hitam,' ujar
alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengingatkan.
Sebaiknya minumlah teh hitam yang sudah difermentasi. Proses fermentasi
mampu mengaktifkan 450 senyawa alamiah yang ada dalam teh. 'Semua
senyawa itu berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh,' katanya.
Salah
satu senyawa dalam daun teh yang paling sohor adalah katekin. Katekin
adalah antioksidan yang kuat, lebih kuat daripada vitamin E, vitamin C,
dan betakaroten. Dalam teh terdapat beragam katekin: yaitu epigallo
katekin-gallate (EGCC), epigallokatekin (EGC), epikatekin-gallate
(ECG), gallokatekin, dan katekin. Selain katekin, teh juga mengandung
flavonoid, fluoride, magnesium, vitamin E, dan vitamin K. Semua senyawa
aktif itu mampu mencegah dan mengatasi berbagai macam penyakit bila teh
dikonsumsi secara kontinu.
#dari: trubus
Sejarah Teh di Indonesia
Posted by AGHA
on , under
Tentang Teh Hitam
|
komentar (0)
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerma
n bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta.
Setelah pada tahun 1824 Dr.Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit Teh dari Jepang. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam
melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat.
Usaha perkebunan Teh pertama dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh pada tahun 1828, yang kemudian menaruh landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa dan sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, Teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa ( Culture Stetsel ).
Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan Teh diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang, perke
bunan dan perdagangan Teh juga dilakukan oleh pihak swasta. Teh dari Jawa tercatat pertama kali diterima di Amsterdam tahun 1835. Teh jeis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat. Dengan masuknya teh Assam tersebut ke Indonesia, secara berangsur tanaman teh China diganti dengan teh Assam, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas.
Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh di daerah Simalungun, Sumatera Perkebunan teh
paling banyak ditemui di India, Cina dan Srilanka. Tahun 1999, panen teh dunia dihasilkan di India (sekitar 30%), Cina (23,5%), Srilanka (9,5%), Kenya (7,5%), Indonesia (5%) dan Turki (4%). 75 % dari hasil panen teh ini dibuat menjadi teh hitam (teh yang difermentasi), 25%-nya menjadi teh hijau (teh tanpa fermentasi) dan sisanya menjadi teh Oolong (teh yang setengah difermentasi). Jenis teh hijau awalnya dikembangkan untuk keperluan sendiri di Cina, Jepang dan Indonesia, kemudian dieksport ke negara-negara Islam. Sejak beberapa tahun yang lalu, jenis teh ini digemari pula di Eropa.
Daun teh yang dipetik dengan tangan saat panen umumnya pucuk-pucuk daun teh muda
dan dua daun berikutnya. Panen tidak dilakukan sekaligus, melainkan dengan interval waktu antara 10 sampai 14 hari. Daun-daun teh yang sudah dipetik tidak bisa bertahan lama dan harus segera diolah. Saat pengolahan inilah dibedakan jenis teh menjadi teh hitam dan teh hijau. Teh hitam dibuat dengan proses pelayuan, penggulungan, fermentasi, pengeringan dan penyaringan/penyortiran. Pertama-tama, daun-daun teh ini disimpan dalam keadaan kering selama 8 sampai 12 jam untuk proses pelayuan.
Saat proses pelayuan ini, daun-daun tersebut akan kehilangan kandungan
air sebesar 40%. Pada saat penggulungan, kerangka-kerangka daunnya akan hilang dengan bantuan silinder penggulung. Cairan sel akan muncul lewat bantuan kandungan asam di udara dan dimulailah proses fermentasi. Proses fermentasi ini berlangsung selama 2 sampai 3 jam. Daun-daun ini kemudian disebarkan di atas meja dan dilembabkan. Kualitas teh yang akan dihasilkan kemudian tergantung pada proses fermentasi ini. Akhir dari proses fermentasi ini dikenali lewat wangi dan warna daun teh yang berubah menjadi merah perunggu.
Kemudian teh ini dikeringkan dengan suhu sekitar 85 d
erajat celcius sampai berwarna gelap, selanjutnya disortir berdasarkan jenis daunnya. Dari proses penyortiran ini dikenal teh jenis Flowery Orange Pekoe (hanya pucuk daunnya), Orange Pekoe (pucuk dan daun teratas),
, Pekoe Souchong (daun kedua), Souchong (hasil dari penyortiran daun terkasar). Selanjutnya masih dikenal jenis Broken Teas yang berasal dari daun-daun teh yang pecah saat proses penggulungan, antara lain jenis Broken Orange Pekoe, juga jenis Fannings dan Dust, yang berasal dari serpihan-serpihan daun dan biasanya digunakan untuk membuat teh celup.
Jenis teh hijau dibuat dengan proses penguapan atau pemasakan, penggulungan dan pengeringan. Setelah dipetik, daun-daun teh ini diuapkan sebentar dengan uap air panas atau dimasak diatas api dengan menggunakan panci besar. Proses ini dibuat untuk menghindari fermentasi dan untuk mempertahankan warna daun. Darjeeling adalah jenis teh hitam yang terkenal, yang namanya diambil dari nama sebuah kota di daerah Bengali Selatan (India). Perkebunan Darjeeling terletak di ketinggian 2000 m dari atas laut di sebelah selatan pegunungan Himalaya. Di daerah ini tumbuh tanaman teh terbaik dan termahal di dunia.
Untuk teh jenis ini dikenal dua jenis teh lainnya, yaitu Darjeeling yang dipanen di awal tahun (first flush) dengan hasil air teh yang berwarna terang, ringan dan wangi. Jenis selanjutnya adalah Darjeeling yang dipanen pada musim panas (second flush) dengan hasil air teh yang lebih pekat dan kental. Selanjutnya adalah jenis Assam, yang berasal dari nama sebuah provinsi di India juga dekat pegunungan Himalaya. Di daerah perbukitan di provinsi ini terdapat rangkaian perkebunan teh terbesar di dunia. Teh Assam berwarna gelap, pekat dan kental. Terdapat pula jenis Dooars yang berasal dari sebuah provinsi di India sebelah barat Assam yang menghasilkan teh jenis yang hampir sama dengan teh Assam.
Di Srilanka, perkebunan teh baru dikembangkan pada tahun 1867 setelah wabah pes kopi menyerang. Teh hitam dari Srilanka ini berasa agak pahit dan airnya berwarna keemasan. Sedangkan perkebunan teh di Indonesia kebanyakan berada di Provinsi Jawa Barat dan terbentang di dataran tinggi pegunungan di daerah Puncak, Sukabumi, Pangalengan, Ciwidey dan Subang. Air teh hitam dari Jawa ini berwarna terang dan rasanya agak manis. Namun, perkebunan teh di Indonesia juga bisa ditemui di Sumatera dan Sulawesi. Pucuk-pucuk daun dan daun teh mengandung 1% - 5 % koffein (dulunya dikenal dengan sebutan tein), sedikit Theophyllin (alkaloid dalam daun teh, dengan nama kimia: 1,3-Dimethylxanthin, yang mengandung zat sejenis koffein.
Dalam bidang kedokteran digunakan sebagai bahan untuk meringankan serangan asthma akut dan melancarkan air seni) dan Theobromin (nama kimianya: 3,7-Dimethylxanthin, yang juga berguna untuk merangsang pengeluaran air seni), minyak eter, dan 7% - 12% zat warna asam coklat (Gerbsäuren). Dalam dua menit pertama penyeduhan, 75% koffein yang terkandung dalam teh akan terekstrasi dengan Theobromin dan Theophyllin. Pada proses selanjutnya akan terlihat proses pewarnaan air, saat zat warna asam coklat tadi bereaksi dengan koffein dan biasanya membentuk lapisan tipis di permukaan air. Gabungan koffein dan zat warna asam coklat ini akan diserap oleh tubuh dan pengaruh koffeinnya akan tetap tinggal dalam tubuh. Inilah yang membuat teh bisa membawa pengaruh menenangkan. Teh hitam mengandung fluor yang bisa mengganti mineral dan memperkuat permukaan gigi (Kariesprophylaxe) Beberapa jenis teh sudah diolah dan ditambah dengan zat pewangi dan perasa. Earl Grey Tee, contohnya, mengandung minyak Bergamotte dan jeruk sitrus, sedangkan teh melati mengandung kelopak bunga melati.
Tumbuhan teh kemungkinan besar berasal dar Assam (India) dan Yunnan (Cina Selatan). Tulisan pertama tentang teh berasal dari buku berbahasa Cina Ben-cao sekitar tahun 2700 SM. Sekitar tahun 500 M, teh dibawa ke Jepang (bukti tertulis pertama berasal dari tahun 729 M). Sejak itu di Jepang berkembang upacara minum teh di biara-biara Zen. Ritual upacara persiapan minum teh sampai saat ini berkembang sebagai ajang latihan menuju jalan pencerahan. Teh diperkenalkan pertama kali ke Eropa oleh pedagang-pedagang Arab. Mulai tahun 1610 kapal-kapal dagang Belanda membawa teh dari Jepang dan Cina. Tahun 1669 bangsa Inggris mendirikan East India Company dengan tujuan perdagangan teh. Di awal abad ke-19 para Teeclipper berlayar mengelilingi Afrika menuju Eropa. Saat Terusan Suez dibuka pada tahun 1869, jarak perjalanan bisa diperpendek sekitar 7000 km. Mulai abad ke-17 teh dibawa lewat jalan darat dari Cina ke Eropa lewat Rusia.
Teh yang dibawa oleh karavan-karavan Rusia kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan teh yang dibawa lewat laut dan sudah tersimpan di ruang lembab dan bau. Kaum imigran Inggris membawa teh ke New England dan menjadikannya minuman yang digemari, terutama di kalangan masyarakat golongan atas, yang rutin mengadakan Tea Party. Pada tahun 1760 teh menempati posisi ketiga barang yang dieksport ke New England. Ketika Inggris menaikkan pajak teh untuk menutupi krisis keuangan yang melanda negara ini setelah perang tujuh tahun, timbul kerusuhan di Amerika sebagai koloni Inggris yang puncaknya terjadi di Boston dan dilakukan oleh orang-orang Freemason yang berpakaian seperti orang Indian Mohikan. Mereka merampok kapal-kapal East India Company yang berlabuh di pelabuhan Boston dan melemparkan 342 peti teh ke laut. Kejadian yang dalam sejarah dikenal sebagai „Boston Tea Party“ ini menjadi pemicu perang kemerdekaan Amerika pada tahun 1775-1783, di saat Amerika berusaha melepaskan diri dari Inggris. Saat ini negara pengimport teh terbesar adalah Inggris, Jepang, Pakistan, USA dan Mesir. Jerman mengimport teh terutama dari India, Srilanka, Indonesia dan Kenya. Di Jerman sendiri pada tahun 1999 sekitar 29 liter teh diminum oleh setiap satu orang Jerman.* Bayangkan betapa banyaknya orang yang minum teh di dunia dan betapa banyaknya teh yang diminum di dunia. Di Indonesia teh pun sudah menjadi kultur tersendiri dan memiliki sejarah panjang yang tak kalah panjangnya dengan sejarah teh di dunia. Mungkin juga sepanjang sejarah peradaban manusia.
Di tengah tren gaya hidup modern ternyata masih ada tradisi dari masa
lalu yang tak berubah, misalnya saja minum teh. Tradisi ini agak sulit
digeser, selain karena menawarkan kenikmatan dan kesegaran yang tak
tergantikan oleh minuman lain, ternyata minum teh juga memikiki manfaat
kesehatan.
TEH adalah minuman yang dihasilkan dari seduhan daun teh. Teh
(Camelia Sinensis) merupakan tanaman yanq umumnya tumbuh di daerah yang
beriklim tropis dengan ketinggian antara 200-2000 meter di atas
permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat Celsius.
Ketinggian tanaman dapat mencapai 9 meter untuk teh China dan teh Jawa,
sedangkan untuk teh jenis Assamica dapat mencapai 12-20 meter. Namun
untuk mempermudah pemetikan daun-daun teh sehingga mendapatkan pucuk
daun muda yang baik, pohon teh selalu dijaga pertumbuhannya dengan cara
dipotong maksimal 1 meter.
Dewasa ini dikenal beragam jenis tanaman teh yang diperoleh dari
penyilangan berbagai jenis tanaman teh serta dipengaruhi pula oleh
kondisi tanah dan cuaca. Hingga saat ini terdapat lebih kurang 1.500
jenis teh di seluruh dunia, yang berasal dari 25 negara yang berbeda.
Namun jenis teh pada dasarnya dapat digolongkan pada tiga kelompok
utama, yakni teh hitam, teh oolong dan teh hijau.
Teh hitam adalah jenis teh yang dalam pengolahannya melalui proses
fermentasi secara penuh, teh oolong hanya melalui fermentasi, sedangkan
teh hijau tidak melalui proses fermentasi. Sementara di Indonesia yang
paling populer adalah teh melati (jasmine tea), yaitu teh hijau yaang
dicampur bunga melati sehingga menimbulkan aroma yang khas.
Kebiasaan minum teh pertama kali dikenal di daratan China. Konon hal
tersebut terjadi tanpa sengaja. Alkisah sekitar tahun 2737 SM, Kaisar
Shen Nong mengunjungi salah satu wilayah kekuasaannya. Dalam perjalanan
yang jauh tersebut, rombongan Kaisar beristirahat di tepi jalan. Para
pelayan lalu menjerang air untuk minum.
Tanpa sengaja sejumlah daun kering diterbangkan angin dan masuk ke
dalam air yang telah mendidih, membuat warna air menjadi kecokelatan.
Ketika kaisar mencicipi air tersebut, ia menemukan bahwa rasanya enak
dan menyegarkan sehingga ia menyuruh pelayannya untuk membuat seduhan
itu lebih banyak lagi. Menurut legenda, inilah awal dan kebiasaan
meminum teh.
Kebiasaan tersebut menyebar ke seluruh daratan China. Pada tahun 800
Lu Yu menulis sebuah buku yang pertama kali secara khusus mengupas soal
teh, yang disebut Cha Ching. Isinya menjelaskan tentang berbagai cara
menanam teh dan pengolahannya.
Adalah pendeta Zen Buddha Yeisei yang pertama kali memperkenalkan
teh di Jepang, ia memanfaatkan nilai-nilai yang terkandung dalam
upacara minum teh untuk meningkatkan rneditasi religius. Para pengikut
aliran Zen memiliki kebiasaan minum teh agar dapat terjaga selama
meditasi yang bisa berlangsung berjam-jam. Dalam waktu singkat teh
mendapat dukungan dari kekaisaran dan menyebar diseluruh kalangan
kerajaan dan biara-biara. Sementara itu, Yeisei sendiri dikenal sebagai
Bapak Teh di Jepang.
Teh memasuki Eropa melalui misionaris Portugis Jasper de Cruz yang
membawanya tahun 1560. Teh diperkenalkan di Portugal, lalu menyebar ke
Perancis, Belanda dan negara-negara Baltik. Karena pengangkutannya
menggunakan kapal laut yang ongkosnya cukup mahal, harga teh masih
tinggi. Namun seabad kernudian harganya menjadi lebih terjangkau dan
dapat dibeli di toko-toko. Minum teh akhirnya menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat di Perancis dan Belanda.
Sementara itu, teh pentama kali memasuki inggris antara tahun 1652
dan 1654 dan akhirnya menggantikan ale sebagai minuman nasional. Peran
raja cukup menentukan untuk mempopulenkan minum teh, karena Raja
Charles XI dan isterinya Catherine de Braganza adalah peminum teh. Dari
Inggris, teh kemudian mencapai Amerika tahun 1720.
Berbeda dengan negara-negara lain yang rnemiliki tradisi minum teh
yang kuat, minum teh di Indonesia hampir bisa dikatakan, tidak terikat
aturan apa pun. Untuk kenikmatan penyajian, seduhan teh dapat dicampur
dengan gula sesukanya. teh dapat diminurn kapan saja, dari pagi hingga
malam. Wadah dan cara meminumnya juga tidak memiliki aturan khusus.
Minum teh ternyata tak hanya menyegarkan. Para ahli terus melakukan
penelitian tentang manfaat teh, khususnya terhadap kesehatan.
Teh hijau, misalnya, diketahui memiliki antioksidan alami yang
disebut polyphenol, yang dapat membantu menghalangi pertumbuhan sel
kanker kulit. Selain itu, pengaruh antioksidan tersebut membantu liver
berfungsi lebih efektif, sehingga teh hijau juga dapat membantu
mempercepat tingkat metabalisme.
Manfaat lain yang terus diteliti adalah kaitannya dengan mencegah
penyakit jantung. Sepenti diketahui, pengaruh ontioksidan juga dapat
membantu mencegah oksidasi kolesterol LDL dalam arteri sehingga
membantu menurunkan kadar kolesterol LDL.
Bagi penderita diabetes, kandungan polyphenol pada Teh Hitam juga bermanfat untuk
membantu menurunkan tingkat gula darah. Seperti diketahui, tingginya
glukosa dan insulin dalam darah memungkinkan orang terkena diabetes.
Bahkan teh hijau juga diduga memiliki manfaat terhadap kanker.
Sebuah percobaan sekitar 20 tahun yang lalu membuka wacana tentang hal
ini dan meski masih banyak perdebatan namun konsumsi teh hijau kerap
diasosiasikan dengan pengurangan risiko berbagai penyakit kanker.
Sumber : Depkes RI
|
Teh Hitam Meningkatkan Aktivitas Insulin
Posted by AGHA
on
Jumat, 11 Desember 2009
, under
Tentang Teh Hitam
|
komentar (0)
Teh Hitam dan EGCG
Pada bagian pertama kita telah mengetahui tentang aktivitas insulin, dan dalam bagian terakhir ini kita akan melihat bagaimana manfaat teh untuk meningkatkan aktivitas insulin tersebut.
Di beberapa negara Asia seperti China dan India, teh telah lama digunakan untuk mencegah berbagai macam penyakit termasuk diabetes. Namun data-data secara ilmiah baru bisa dibuktikan beberapa tahun terakhir. Sebuah penelitian pengujian teh terhadap aktivitas insulin telah dilakukan oleh para peneliti di United States Departement of Agriculture (USDA).
Satu kantung teh celup, setara dengan 2 gram teh diseduh dalam
cangkir berisi air panas sebanyak 237 ml. Teh tersebut direndam selama
5 menit. Seduhan yang sudah dingin selanjutnya dikeringkan. Ekstrak
kering dalam jumlah tertentu selanjutnya diaplikasikan dalam sel lemak epididymal secara in vitro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh hitam mempunyai kemampuan
meningkatkan aktivitas insulin paling tinggi bila dibandingkan dengan
teh hijau maupun teh oolong.
Hasil penelitian tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel diatas memperlihatkan bahwa baik teh hijau,
teh oolong maupun teh hitam mampu meningkatkan aktivitas insulin. Hal
ini terlihat dari tingginya rasio aktivitas insulin ketiga jenis teh
tersebut. Berdasarkan kromatograf, fraksi pada menit 20-23 adalah
Epicatechin (EC) dan Epigallocatechin gallate (EGCG).
Untuk membuktikan senyawa mana yang sebenarnya paling potensial, para peneliti dari USDA melakukan analisis serupa pada senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam teh. Hasil analisis aktivitas insulin beberapa senyawa dalam teh dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Hasil analisis diatas semakin menegaskan bahwa
EGCG merupakan senyawa kimia teh yang paling potensial tidak saja
sebagai anti kanker, anti hiperkolesterolemik dan anti diare tetapi
aktivitasnya sebagai anti diabetespun menunjukkan hal yang setali tiga
uang. Oleh karena itu tidak alasan untuk tidak menjadikan teh sebagai
minuman utama. Pertanyaannya sekarang adalah sudahkah anda minum teh hari ini?
Order :
Teh Hitam Sehat Hemat Nikmat
Sumber : www.rumahteh.com
Tabel Rasio Aktivitas Insulin Beberapa Teh
Fraksi
(Menit) |
Rasio Aktivitas Insulin
|
||
Teh Hijau
|
Teh Oolong
|
Teh Hitam
|
|
2,5-6
6-13 13-20 20-23 23-38 38-44 44-47 47-52 52-60 60-68 |
1,1
1,3 2,4 6,1 1,0 1,2 1,1 1,1 0,9 1,0 |
1,5
1,2 1,3 4,5 1,0 1,1 0,9 1,3 1,4 1,3 |
2,8
4,2 1,6 6,5 4,3 1,7 1,5 2,4 4,9 0,9 |
Sumber: J. Agric. Food Chem. 2002, 50: 7182-7186
Untuk membuktikan senyawa mana yang sebenarnya paling potensial, para peneliti dari USDA melakukan analisis serupa pada senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam teh. Hasil analisis aktivitas insulin beberapa senyawa dalam teh dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Rasio Aktivitas Insulin Beberapa Senyawa Kimia dalam Teh
Senyawa Kimia
|
Rasio Aktivitas Insulin
|
Kafein
Katekin (C) Epicatechin (EC) Epicatechin galat (ECG) Epigalokatakin (EGC) Epigalloicatechin gallate (EGCG) Asam Galik Galokatekin galat (GCG) Tannin Theaflavin |
0,9 ÷ 0,1
1,0 ÷ 0,1 1,0 ÷ 0,1 5,0 ÷ 2,5 1,7 ÷ 0,2 17,5 ÷ 2,3 1,7 ÷ 0,1 1,3 ÷ 0,4 5,0 ÷ 0,2 2,4 ÷ 0,4 |
Sumber: J. Agric. Food Chem. 2002, 50: 7182-7186
Order :
Teh Hitam Sehat Hemat Nikmat
Sumber : www.rumahteh.com
Manfaat Minum Teh untuk Kesehatan
Posted by AGHA
on , under
Tentang Teh Hitam
|
komentar (0)
Setelah
beberapa penelitian mengemukakan secara komprehensif mengenai manfaat
teh, berikut ini beberapa manfaat teh bagi kesehatan yang kami rangkum.
1. Mengurangi Risiko Tekanan Darah Tinggi
* Kandungan Mineral Kalium (K) lebih besar dari Natrium (N)
* Teh mengandung inhibitor unik enzym yang menstimulir tekanan darah (hypertency controller).
2. Mencegah/Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
* Unsur serat yang terdapat pada teh mampu menurunkan kadar Cholesterol
dalam darah, sehingga resiko penyumbatan dinding arteri oleh kolesterol
(Arthriclerosis) yang merupakan pemicu penyakit jantung berkurang.
* Mineral Cu dan Mn, antioxidant plavonoid pada teh mampu menekan dan
memusnahkan serangan radikal bebas yang dapat menyebabkan serangan
jantung.
3. Mencegah/Mengurangi Risiko Kanker (Pankreas, Kulit, Perut, Hati)
* Adanya zat anti mutagen pada teh (antioxidant, Flavonoid) sehingga mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker.
* Cu Mn, antioxidant dan flavoniod menangkal serangan radikal bebas perangsang tumbuhnya sel kanker.
4. Memelihara Kesehatan Gigi dan Mencegah Karies
* Kadar Flour & Polifenol yang cukup tinggi pada teh merupakan
unsur penting untuk kesehatan , mencegah plak dan mengacaukan aktifitas
bakteri penyebab karies.
5. Penatalaksanaan Berat Badan (Tea organizes your weight)
* Kandungan serat yang tinggi pada teh menyebabkan paparan zat gizi
dengan sitem pencernaan dalam tibuh menjadi lebih singkat, akibat zat
gizi yang berhasil diserap tubuh menjadi lebih sedikit.
* Diuretic effect, sehingga pengeluaran cairan urine menjadi lancar.
6. Meningkatkan Stamina Tubuh
* Teh mengandung zat gizi (nutrient content)yang bersifat antioxidant dan zat lainnya yang bersifat antimutagen.
7. Disinfektan
* Khususnya dalam menghambat dan mematikan bakteri penyebab karies gigi.
8. Memperlambat Proses Penuaan (Anti-aging)
* Kandungan antioxidant menyebabkan umur hidup sel tubuh menjadi lebih
panjang dan regenerasi sel berlangsung lebih lancar. Hal ini dapat
meningkatkan umur harapan hidup.
9. Mengatasi Stress
* Kandungan Caffeine yang cukup tinggi mampu menekan stess/kecemasan dan meningkatkan kemampuan kerja otot/organ.
10. Mencegah Pendarahan Berkepanjangan Akibat Luka
* Kandungan vitamin K yang cukup tinggidalam teh berfungsi dalam
pembekuan darah mampu mencegah pendarahan berkepanjangan karena luka.
11. Pengendalian Kadar Gula (Diabetic Controller)
* Mineral Mn yang banyak pada teh, berperan sebagai Co-enzym dalam metabolisme gula, sehingga proses pembentukan energi lancar.
12. Pengobatan Migrain / Sakit Kepala
* Berbagai alkaloid yang terkandung pada teh dapat berperan dalam proses pengobatan migrain.
13. Pengobatan Diare
* Unsur serat pada teh mampu menyerap cairan, sehingga dapat digunakan
untuk mengatasi diare. Secara tradisional telah terbukti manfaatnya
(teh kental).
14. Pengobatan AIDS
* Diduga asam Tanoat yang terdapat pada teh menghambat reaksi kimia RNA dengan HIV.
* Zat antioxidant yang tedapat pada teh dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Sumber: www.rumahteh.com
Order Teh Hitam => disini
Teh dan Kesehatan Gigi
Posted by AGHA
on , under
Tentang Teh Hitam
|
komentar (0)
Teh Mencegah Gigi Berlubang
Kasus gigi berlubang sangat populer pada pertengahan abad ke 19 seiring
dengan meningkatnya konsumsi gula. Kasus ini menjadi demikian populer
di negara-negara yang merubah diet tradisional yang rendah gula menjadi
diet barat yang kadar gulanya tinggi.
Manusia dan bakteri penghasil plak ternyata memiliki kesamaan yang
khas, yakni menyukai gula. Meski bakteri-bakteri di mulut tumbuh subur
pada semua jenis gula, namun mereka akan tumbuh dengan subur pada
sukrosa atau yang dalam istilah keseharian lazim disebut sebagai gula
putih atau gula pasir. Sekalipun keduanya sering berduet dalam seduhan,
gula dan teh ternyata mempunyai efek yang berlawanan dalam mulut. Gula
berpotensi merusak kesehatan, sedangkan teh mampu meningkatkan
akreditas kesehatan gigi dan mulut.
Di China dan Jepang, minum teh setelah makan sudah membudaya. Kebiasaan ini diyakini mampu mempertahankan kesehatan gigi dan mulut. Manfaat dari metode tradisional ini ditegaskan kembali oleh penelitian modern yang menyatakan bahwa teh sangat bersahabat dengan gigi. Penelitian modern secara gemilang telah membuktikan bahwa teh mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dan bakteri lain yang berhubungan dengan plak. Para ahli gigi di China seperti dilaporkan dalam Chinese Journal of Stomatology baru-baru ini menerangkan bahwa pertumbuhan Streptococcus mutans dapat dihambat seluruhnya hanya dalam waktu 5 menit setelah pemberian katekin teh meski pada konsentrasi yang cukup rendah.
Tidak hanya di China, para peneliti dari Department of Clinical Pathology-Nihon University School of Dentistry di Jepang telah menguji kehandalan pencegahan gigi berlubang dari ekstrak teh. Mereka membiakkan Streptococcus mutans pada cawan yang dilapisi saliva yang diasumsikan sebagai gigi palsu. Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa katekin teh dapat mencegah bakteri yang akan menyerang gigi palsu dan mengganggu kinerja enzim yang digunakan bakteri untuk mencerna gula. Dari 5 jenis katekin yang diujikan, EGCG merupakan katekin yang paling kuat melawan penyebab gigi berlubang. Setelah sukses melakukan simulasi pada gigi palsu, para peneliti kemudian mencoba hasil riset tersebut pada tikus.
Para ahli menginfeksikan Streptococcus mutans pada tikus dan memberi diet yang merangsang terjadinya gigi berlubang. Hasil riset mempertegas bahwa kasus gigi berlubang sangat kecil perkembangannya pada tikus yang diberi suplemen katekin. Untuk memuluskan akal busuknya, Streptococcus mutans mengeluarkan enzim. Enzim ini mempersilahkan bakteri untuk membentuk daerah plak yang lebih luas pada permukaan gigi, yang kemudian berperan dalam pembentukan gigi berlubang. Ekstrak katekin teh dapat mengurangi resiko gigi berlubang dengan menahan aktivitas enzim glukotransferase sebagai salah satu pencetus gigi berlubang. Ketika katekin ditambahkan pada air minum, sedikit sekali gigi berlubang dan plak yang dijumpai pada hewan coba.
Para peneliti dari Department of Oral Microbiology di Osaka University di Jepang mengatakan bahwa perkembangan gigi berlubang menjadi sangat sedikit karena katekin berhasil menahan aktivitas glukotransferase. Hasil riset ini memperjelas bagaimana mekanisme aktivitas penghambatan resiko gigi berlubang oleh katekin teh. Katekin teh juga piawai mengurangi resiko gigi berlubang dengan meningkatkan resistensi gigi melawan bakteri penyebab gigi berlubang. Para peneliti dari Department of Preventive Dentistry, Kyushu University di Jepang berkeyakinan bahwa teh yang digunakan bersama sumber fluoride lainnya dapat menghasilkan lapisan permukaan gigi yang lebih tahan terhadap asam yang dihasilkan bakteri dibandingkan permukaan gigi yang hanya diberi fluoride saja.
Sumber : www.rumahteh.com
Order Teh Hitam Sehat Hemat Nikmat => disini
Di China dan Jepang, minum teh setelah makan sudah membudaya. Kebiasaan ini diyakini mampu mempertahankan kesehatan gigi dan mulut. Manfaat dari metode tradisional ini ditegaskan kembali oleh penelitian modern yang menyatakan bahwa teh sangat bersahabat dengan gigi. Penelitian modern secara gemilang telah membuktikan bahwa teh mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dan bakteri lain yang berhubungan dengan plak. Para ahli gigi di China seperti dilaporkan dalam Chinese Journal of Stomatology baru-baru ini menerangkan bahwa pertumbuhan Streptococcus mutans dapat dihambat seluruhnya hanya dalam waktu 5 menit setelah pemberian katekin teh meski pada konsentrasi yang cukup rendah.
Tidak hanya di China, para peneliti dari Department of Clinical Pathology-Nihon University School of Dentistry di Jepang telah menguji kehandalan pencegahan gigi berlubang dari ekstrak teh. Mereka membiakkan Streptococcus mutans pada cawan yang dilapisi saliva yang diasumsikan sebagai gigi palsu. Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa katekin teh dapat mencegah bakteri yang akan menyerang gigi palsu dan mengganggu kinerja enzim yang digunakan bakteri untuk mencerna gula. Dari 5 jenis katekin yang diujikan, EGCG merupakan katekin yang paling kuat melawan penyebab gigi berlubang. Setelah sukses melakukan simulasi pada gigi palsu, para peneliti kemudian mencoba hasil riset tersebut pada tikus.
Para ahli menginfeksikan Streptococcus mutans pada tikus dan memberi diet yang merangsang terjadinya gigi berlubang. Hasil riset mempertegas bahwa kasus gigi berlubang sangat kecil perkembangannya pada tikus yang diberi suplemen katekin. Untuk memuluskan akal busuknya, Streptococcus mutans mengeluarkan enzim. Enzim ini mempersilahkan bakteri untuk membentuk daerah plak yang lebih luas pada permukaan gigi, yang kemudian berperan dalam pembentukan gigi berlubang. Ekstrak katekin teh dapat mengurangi resiko gigi berlubang dengan menahan aktivitas enzim glukotransferase sebagai salah satu pencetus gigi berlubang. Ketika katekin ditambahkan pada air minum, sedikit sekali gigi berlubang dan plak yang dijumpai pada hewan coba.
Para peneliti dari Department of Oral Microbiology di Osaka University di Jepang mengatakan bahwa perkembangan gigi berlubang menjadi sangat sedikit karena katekin berhasil menahan aktivitas glukotransferase. Hasil riset ini memperjelas bagaimana mekanisme aktivitas penghambatan resiko gigi berlubang oleh katekin teh. Katekin teh juga piawai mengurangi resiko gigi berlubang dengan meningkatkan resistensi gigi melawan bakteri penyebab gigi berlubang. Para peneliti dari Department of Preventive Dentistry, Kyushu University di Jepang berkeyakinan bahwa teh yang digunakan bersama sumber fluoride lainnya dapat menghasilkan lapisan permukaan gigi yang lebih tahan terhadap asam yang dihasilkan bakteri dibandingkan permukaan gigi yang hanya diberi fluoride saja.
Sumber : www.rumahteh.com
Order Teh Hitam Sehat Hemat Nikmat => disini
11 Alasan Kenapa Kita Harus Minum Teh?
Posted by AGHA
on , under
Tentang Teh Hitam
|
komentar (0)
Ada 11 alasan kenapa kita harus minum teh, yaitu:
1. Merupakan bahan alami, aman dikonsumsi dan minuman yang murni bebas lemak, kalori atau sodium.
2. Menyegarkan dan menenangkan.
3. Menghilangkan rasa kantuk, memicu daya pikir dan memperbaiki ingatan.
4. Mengurangi risiko kanker.
5. Mengurangi risiko penyakit cardio vascular.
6. Menurunkan kadar kolesterol, terutama Low Density Lipoprotein (LDL).
7. Membantu memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit yang bersumber virus.
8. Mencegah infeksi.
9. Memperbaiki kesehatan gigi dan kepadatan tulang.
10. Memperpanjang umur.
11. Mempererat ikatan kekerabatan.
1. Merupakan bahan alami, aman dikonsumsi dan minuman yang murni bebas lemak, kalori atau sodium.
2. Menyegarkan dan menenangkan.
3. Menghilangkan rasa kantuk, memicu daya pikir dan memperbaiki ingatan.
4. Mengurangi risiko kanker.
5. Mengurangi risiko penyakit cardio vascular.
6. Menurunkan kadar kolesterol, terutama Low Density Lipoprotein (LDL).
7. Membantu memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit yang bersumber virus.
8. Mencegah infeksi.
9. Memperbaiki kesehatan gigi dan kepadatan tulang.
10. Memperpanjang umur.
11. Mempererat ikatan kekerabatan.
Sumber: Tea, the Universal Health Drink (R.S. Jhawar, 2000).
Order :
Teh Hitam Outea
Sehat Hemat Nikmat => Disini
Order :
Teh Hitam Outea
Sehat Hemat Nikmat => Disini
Kenapa Disebut Black Tea?
Posted by AGHA
on , under
Tentang Teh Hitam
|
komentar (0)
Dalam tanaman hijau, termasuk daun teh kita
mengetahui adanya zat hijau daun yang dikenal sebagai klorofil. Selama
proses pengolahan teh hitam, klorofil mengalami serangkaian reaksi
kimia. Akibat pengaruh pH, klorofil akan melepas atom Mg-nya untuk
menghasilkan klorofilat yang pada gilirannya dapat membentuk feofitin yang berwarna hitam. Selain itu, klorofil dirombak oleh enzym klorofilase membentuk feofirbid yang berwarna kecoklatan.
Proses perombakan klorofil yang disebabkan oleh pH sudah dimulai sejak proses pelayuan (chemical wither). Peristiwa ini secara visual dapat dilihat dengan adanya perubahan daun teh dari hijau segar menjadi kekuning-kuningan. Proses perombakan klorofil oleh enzym hanya terjadi bila sel-sel daun rusak akibat penggilingan. Jika selama proses pengolahan teh hitam proses perombakan akibat kondisi pH ini lebih dominan daripada proses perombakan enzimatis, maka teh hitam keringnya akan nampak lebih hitam.
Dari keterangan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pelayuan memegang peranan penting dalam menciptakan teh (black tea) yang berwarna hitam. Penjelasan diatas juga dapat menerangkan mengapa teh hitam CTC (Crushing, Tearing and Curling; sebagian pakar teh mengatakan Cutting, Tearing and Curling) tidak sehitam teh (black tea) orthodox. Meskipun sel-sel daunnya hancur selama penggilingan, namun proses pelayuan di CTC tidak seintensif orthodox. Hal inilah yang menyebabkan mengapa teh hitam CTC terkesan brownish atau tidak blackish.
Order :
Teh Hitam Outea
Sehat Hemat Nikmat => Disini
Proses perombakan klorofil yang disebabkan oleh pH sudah dimulai sejak proses pelayuan (chemical wither). Peristiwa ini secara visual dapat dilihat dengan adanya perubahan daun teh dari hijau segar menjadi kekuning-kuningan. Proses perombakan klorofil oleh enzym hanya terjadi bila sel-sel daun rusak akibat penggilingan. Jika selama proses pengolahan teh hitam proses perombakan akibat kondisi pH ini lebih dominan daripada proses perombakan enzimatis, maka teh hitam keringnya akan nampak lebih hitam.
Dari keterangan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pelayuan memegang peranan penting dalam menciptakan teh (black tea) yang berwarna hitam. Penjelasan diatas juga dapat menerangkan mengapa teh hitam CTC (Crushing, Tearing and Curling; sebagian pakar teh mengatakan Cutting, Tearing and Curling) tidak sehitam teh (black tea) orthodox. Meskipun sel-sel daunnya hancur selama penggilingan, namun proses pelayuan di CTC tidak seintensif orthodox. Hal inilah yang menyebabkan mengapa teh hitam CTC terkesan brownish atau tidak blackish.
Order :
Teh Hitam Outea
Sehat Hemat Nikmat => Disini
Pengolahan Teh Hitam
Posted by AGHA
on , under
Tentang Teh Hitam
|
komentar (0)
Popularitas
teh sebagai minuman papan atas dunia sudah tidak bisa dipungkiri lagi.
Disamping mempunyai rasa dan aroma yang atraktif, belakangan
kemampuannya sebagai minuman kesehatanpun acapkali menjadi buah bibir
sejumlah ahli. Berdasarkan cara pengolahannya, teh dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi (teh
oolong dan teh pouchong) serta teh tanpa fermentasi (teh hijau).
Istilah fermentasi sebenarnya bukanlah istilah yang tepat untuk
menggambarkan proses pengolahahan pada teh. Istilah diatas akan lebih
tepat bila menggunakan istilah oksidasi enzimatis. Namun demikian
istilah inipun masih jarang digunakan mengingat terlalu panjangnya
istilah tersebut. Untuk itu, pada kesempatan ini kami menggunakan istilah OKSIMATIS (singkatan dari oksidasi enzimatis) sebagai padanan kata dari fermentasi yang dimaksud.
Proses Pengolahan Teh Hitam
Baik teh hitam, teh hijau maupun teh oolong dan teh pouchong dapat diolah dari bahan baku yang sama yaitu daun teh atau Camellia sinensis. Berdasarkan varietasnya Camellia sinensis dibagi menjadi dua yaitu Camellia sinensisvarietas Assamica dan Camellia sinensis varietas sinensis. Di Indonesia, sebagian besar tanamannya berupa Camellia sinensis varietas Assamica. Salah satu kelebihan dari varietas Assamica ini adalah kandungan polifenolnya yang tinggi. Sehingga sangatlah beralasan bila teh Indonesia lebih berpotensi dalah hal kesehatan dibandingkan teh Jepang maupun teh China yang mengandalkan varietas Sinensis sebagai bahan bakunya.
Secara umum, pengolahan teh hitam di Indonesia dapat dikategorikan dalam dua sistem, yaitu sistem Orthodox dan sistem baru seperti CTC (Crushing-Tearing-Curling) dan LTP (Lowrie Tea Processor). Meski sistem yang digunakan berbeda, secara prinsip proses pengolahannya tidaklah jauh berbeda.
Pelayuan
Tahap pertama pada proses pengolahan teh hitam adalah pelayuan. Selama proses pelayuan, daun teh akan mengalami dua perubahan yaitu perubahan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam daun serta menurunnya kandungan air sehingga daun teh menjadi lemas. Proses ini dilakukan pada alat Withering Trough selama 14-18 jam tergantung kondisi pabrik yang bersangkutan. Hasil pelayuan yang baik ditandai dengan pucuk layu yang berwarna hijau kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi lentur, bila digenggam terasa lembut dan bila dilemparkan tidak akan buyar serta timbul aroma yang khas seperti buah masak.
Penggilingan dan Oksimatis
Secara kimia, selama proses pengilingan merupakan proses awal terjadinya oksimatis yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen. Penggilingan akan mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh menjadi rusak. Cairan sel akan keluar dipermukaan daun secara rata. Proses ini merupakan dasar terbentuknya mutu teh. Selama proses ini berlangsung, katekin akan diubah menjadi theaflavin dan thearubigin yang merupakan komponen penting baik terhadap warna, rasa maupun aroma seduhan teh hitam. Proses ini biasanya berlangsung selama 90-120 menit tergantung kondisi dan program giling pabrik yang bersangkutan. Mesin yang biasa digunakan dalam proses penggilingan ini dapat berupa Open Top Roller (OTR), Rotorvane dan Press Cup Roller (PCR) : untuk teh hitam orthodox dan Mesin Crushing Tearing and Curling (CTC) : untuk teh hitam CTC.
Pengeringan
Proses ini bertujuan untuk menghentikan proses oksimatis pada saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk. Proses ini menyebabkan kadar air daun teh turun menjadi 2,5-4%. Keadaan ini dapat memudahkan proses penyimpanan dan transportasi. Mesin yang biasa digunakan dapat berupa ECP (Endless Chain Pressure) Dryer maupun FBD (Fluid Bed Dryer) pada suhu 90-95°C selama 20-22 menit. Sebenarnya output dari proses ini sudah dapat dikatakan sebagai teh hitam meski masih memerlukan proses lebih lanjut untuk memisahkan dan mengklasifikasikan teh berdasarkan kualitasnya. Untuk itu diperlukan proses sortasi dan grading.
Sortasi and Grading
Sortasi bertujuan untuk memisahkan teh kering berdasarkan warna, ukuran dan berat. Sedangkan grading bertujuan untuk memisahkan teh berdasarkan standar mutu yang telah disepakati secara nasional maupun internasional.
Pengemasan
Teh yang telah disortasi dan digrading dimasukkan dalam peti miring yang selanjutnya dimasukkan ke dalam tea bulker untuk dilakukan pencampuran (blending). Proses ini untuk menghomogenkan produk teh dalam grade yang sama. Mengingat produk pertanian senantiasa mengalami fluktuasi kualitas, maka produk teh dari batch ke batch dari hari ke hari senantiasa berbeda. Untuk menghilangkan perbedaan tersebut dilakukanlah pencampuran.
Sumber : www.RumahTeh.com
Order :
Teh Hitam Outea
Sehat Hemat Nikmat => Disini
Teh hitam peredam penyakit Diabetes , Jantung dan Kanker
Penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, darah tinggi serta kanker hati sekarang masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Belakangan, penyakit tersebut tak hanya menyerang orang lanjut usia karena faktor degeneratif tapi usia produktif yaitu 25-45 tahun.
Salah satu penyebab dari munculnya penyakit tersebut adalah adanya akumulasi radikal bebas atau oksidan.
Radikal bebas dapat menghancurkan sistem jaringan dan integritas DNA dalam tubuh kita. Kondisi ini menstimulus percepatan proses penuaan, penghancuran lever dan menyebabkan penyakit papan atas lainnya seperti penyakit jantung dan kanker.
Setelah kemajuan industri, dan makin tingginya peluang terkena penyakit tersebut, orang-orang beralih ke pengobatan pencegahan, berupa minuman dari bahan natural.
Salah satunya adalah mengkonsumsi minuman yang mengandung zat alami yang dapat mengurangi radikal bebas seperti teh hitam atau black tea.
Khasiat teh hitam diungkap Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ali Khomsan MS dan Ahli Spesialis jantung dr. Mohammad Taufik Spj.
”Memang benar teh hitam atau black tea mempunyai manfaat seperti menurunkan risiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah,” papar Prof Dr Ali Khomsan MS.
Dia menjelaskan, dari berbagai referensi diketahui black tea yang selama ini dikonsumsi masyarakat, cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh. Utamanya adalah antioksidan serta Theaflavin cukup tinggi. Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi risiko-risiko penyakit seperti kanker dan mencegah jantung koroner.
”Teh hitam atau black tea dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi,” katanya.
Hal senada diungkapkan dr H. Mohammad Taufik Sp.J. Dia membenarkan black tea bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes atau kencing manis dan stroke.
Sayangnya, menurut Taufik, manfaat yang terkandung dalam meminum teh hitam belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat black tea bagi kesehatan.
Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow dengan tema ”Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Risiko Penyakit Jantung Koroner” yang diadakan di Aula RSJHK Jakarta.
Menurut hasil penelitian tersebut, Katekin sebagai zat yang disebut dapat melawan penyakit degeneratif ternyata berupa senyawa Theaflavin. S
Senyawa ini merupakan antioksidan, antikanker, antimutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya. Senyawa Theaflavin dalam teh hitam jumlahnya cukup signifikan.
Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, anti oksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis. Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial.
Kemampuan Theaflavin sebagai penangkap radikal bebas sudah tidak dapat dipungkiri lagi kesahihannya.
Aktivitasnya sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi LDL (Low Density Lippoprotein) ternyata menunjukkan hal yang menakjubkan.
Dalam seduhan teh hitam, Theaflavin memberikan warna merah kekuningan, sementara itu Thearubigin dan Theanapthoquinone masing-masing memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat. Untuk hal rasa, bersama-sama Kafein, Theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar.
Penelitian di Belanda menyimpulkan bahwa kebiasaan minum teh hitam atau black tea dapat mencegah penimbunan kolesterol pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita. Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 %, dan jika minum empat cangkir dapat mencapai 69 %.
Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 % pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.
Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktifitas insulin. Penelitian yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat yang telah dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam meningkatkan aktifitas insulin melebihi dari teh hijau maupun teh Oolong.
Menurut Mohammad Taufik, biasanya, para ahli kesehatan akan mempublikasikan hasil penelitiannya, setelah beberapa kali melakukan penelitian. Bila hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang sama, baru penelitian tersebut dipublikasikan. Namun bila baru satu kali penelitian, hasilnya belum akan dipublikasikan.
Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hitam (fermentasi atau oksimatis, kependekan dari Oksidasi ensimatis), teh Oolong dan teh hijau.
Konsekuensi logis dari perbedaan proses tersebut, menyebabkan lahirnya perbedaan produk teh baik secara fisik maupun kimia.
Secara kimia, perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan kandungan komposisi senyawa Polyfenol. Pada proses pengolahan teh hitam, dan teh Oolong, sebagian Katekin berubah menjadi Theaflavin, Thearubigin, dan Theanaphtoquinone. Meski tidak sepopuler nenek moyangnya (Katekin), Theaflavin sudah banyak dipelajari oleh sejumlah peneliti.
Sumber : http://republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/6357
You might also like:
Teh Hitam Untuk Pengendalian Diabetes
Teh merupakan salah satu minuman yang terpopuler di dunia karena selain nikmat sekaligus sangat bermanfaat untuk kesehatan. Kombinasi antara kenikmatan dan kesehatan itulah yang menjadikan teh hitam memiliki daya saing kuat dibandingkan minuman kesegaran lainnya.
Dari hasil penelitian, paling tidak, terdapat lima manfaat dasar dari minum teh terhadap kesehatan yaitu:
Diantara berbagai jenis teh di dunia yang secara garis besar terdiri dari teh hitam, teh hijau dan teh Oolong (teh semi fermentasi), ternyata teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak diminum oleh bangsa-bangsa di dunia.
Dari jumlah konsumsi teh dunia pada tahun 2007 sebesar 3,4 juta ton, ternyata konsumsi teh hitamnya mencapai 69% dari total konsumsi teh dunia. Kondisi ini terkait dengan rasa dan aroma dari teh hitam yang lebih menarik yang terbentuk selama proses oksidasi enzimatik pada proses pengolahan teh hitam.
Pada teh hitam selain mengandung katekin sebagaimana terkandung pada teh hijau, juga mengandung theaflavin (TF) dan thearubigin (TR) sebagai hasil dari proses oksidasi enzimatik yang juga merupakan suatu anti oksidan kuat yang memiliki manfaat khusus bagi kesehatan.
Pengaruh katekin pada teh adalah dapat menurunkan penyerapan lipida dalam darah, mengurangi kolesterol yang berlebihan dalam darah dan mencegah oksidasi lipida. Katekin juga menghambat kerja enzim hipertensi dalam plasma yang akan mencegah peningkan tekanan darah yang terlalu tinggi. Dengan demikian, katekin akan menjaga saluran darah tetap berfungsi dengan baik, sehingga dapat mencegah terjadinya cerebro-cardiovasculair (Hara, 1996).
Demikian pula studi tentang pengaruh anti mutagenic dan anti carciogenic dari teh telah banyak dilaporkan. Teh dengan komponen-komponennya tidak hanya menghambat daya mutagenisitas pada spektrum luas dari senyawa-senyawa karsinogen seperti BaP, aflatoxin, BI, NUU, AAF dan 3 UCA, tetapi juga menghambat daya mutagenisitas campuran-campuran yang belum diketahui secara pasti seperti endapan uap rokok, tir arang, ekstrak ikan goreng dan bahkan sinar X (Han Chi, 1996).
Seluruh hasilnya menunjukkan bahwa teh dan komponennya berpengaruh menghambat secara nyata pada begitu banyak macam model penelitian kanker pada binatang. Komponen utama pada teh yang berdaya mencegah kanker adalah EGCG (epigalocatechin galat), ECG (epicatechin galat) dari grup katekin.
Diantara sekian banyak manfaat teh bagi kesehatan, yang paling banyak dipublikasikan adalah manfaatnya untuk mencegah dan mengendalikan kanker, tekanan darah tinggi dan kesehatan jantung.
Manfaat teh lainnya khususnya teh hitam yang sangat penting untuk mengendalikan diabetes belum banyak diketahui. Salah satu hasil penelitian yang meyakinkan adalah hasil penelitian Wang dongfeng (1996) tentang manfaat teh dalam mengobati diabetes.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kadar polysacharida (CTPS) pada teh berpengaruh nyata terhadap pengurangan gula darah dan meningkatkan kekebalan tubuh. Dalam hal ini polysacharida pada teh memiliki karakeristik sebagai berikut (1) berberat molekul 107000, (2) dapat terdegradasi pada PH antara 5,0 – 7,0, (3) larut dalam air panas dan (4) tidak larut dalam pelarut organik.
Pada manusia sehat, teh hitam mampu menurunkan kadar gula dalam darah dan meningkatkan kadar insulin, sehingga mampu mencegah terjadinya penyakit diabetes pada orang yang beresiko tinggi terkena diabetes baik akibat faktor genetis maupun pola hidup khususnya pola makan.
Penelitian terbaru tentang manfaat minum teh hitam untuk mengendalikan diabetes muncul pada bulan Februari 2008 yang diterbitkan pada Aging Cell Journal. Studi tersebut dipimpin oleh Graham Rena, Neurosciences Institute, Ninewells Hospital and Medical School, University of Dundee, Dundee, Scotland.
Hasil studi yang mencengangkan dunia kesehatan tersebut menyebutkan bahwa theaflavins dan thearubigin dari teh hitam dapat meniru kerja dari insulin dalam mengendalikan diabetes. Terdapat tiga jenis theflavin yang diidentifikasi meniru kerja insulin tersebut yaitu theaflavin 3-O-gallate, theaflavin 3'-O-gallate, theaflavin 3,3'di-O-gallate.
Tentu saja hasil studi tersebut sangat disambut baik oleh masyarakat penderita diabetes dan masyarakat yang beresiko tinggi terkena diabetes. Hal ini tentu saja terkait dengan penghematan pengeluaran yang sangat significant apabila dibandingkan dengan menggunakan ketergantungan pada obat diabetes yang cukup mahal.
Dengan minum teh hitam, selain lebih murah juga rasa dan aromanya lebih nikmat. Dengan kata lain, kenikmatan minum teh hitam tersebut akan bertambah dengan adanya uang tambahan di saku dari penghematan dalam pengeluaran obat diabetes tersebut. Sehat, hemat dan nikmat, itulah yang diinginkan kita semua.
Sumber : Pusat Penelitian teh dan kina
|
Teh Hitam Cegah Sakit Jantung, Kanker dan Diabetes
Di antara sekian banyak jenis minuman, teh merupakan jenis yang memberikan begitu banyak manfaat. Kebiasaan meminum teh hitam , misalnya dapat menjdi upaya terbaik bagi pencegahan penyakit berat yang disebabkan gaya hidup seperti jantung, kanker dan diabetes.
Tiga jenis penyakit tersebut memang menakutkan karena prevalensinya kini makin meningkat dan tak hanya menyerang orang berusia lanjut, melainkan juga kalangan produktif.
Salah satu penyebab timbulnya penyakit tersebut adalah adanya akumulasi radikal bebas atau oksidan yang dapat menghancurkan sistem jaringan dan integritas DNA dalam tubuh. Kondisi tersebut merangsang percepatan proses penuaan, penghancuran lever dan menyebabkan penyakit berat lainnya seperti penyakit jantung dan kanker.
Untuk menghindari atau menekani risiko mengidap penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan penyakit sejenis yang disebabkan radikal bebas, menurut Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ali Khomsan, dapat dilakukan upaya terbaik dengan memilih cara tradisional. Salah satunya adalah mengonsumsi minuman alami yang dapat mengurangi radikal bebas seperti teh hitam.
"Memang benar teh hitam atau ’black tea’ mempunyai manfaat seperti menurunkan resiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah," kata Ali.
Dari berbagai referensi diketahui bahwa teh hitam yang selama ini dikonsumsi masyarakat cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh, terutama antioksidan serta "theaflavin" cukup tinggi.
"Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi resiko-resiko penyakit seperti kanker dan mencegah jantung koroner," katanya.
Teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi.
Pakar kesehatan jantung dari Kota Hujan Dr H.Mohammad Taufik Sp.J mendukung pendapat Ali Khomsan yang menyebutkan teh hitam bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan stroke.
Menurut Taufik, sayangnya, manfaat yang terkandung dalam teh hitam belum banyak diketahui masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat teh hitam bagi kesehatan.
Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow bertema "Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Risiko Penyakit Jantung Koroner".
Penelitian tersebut memperlihatkan katekin dalam teh hitam, senyawa yang disebut-sebut sebagai aktor yang mampu melawan penyakit degeneratif adalah senyawa theaflavin yang merupakan antioksidan, anti kanker, anti mutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya.
Antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, anti oksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis.
Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial, kemampuannya sebagai penangkap radikal bebas tidak dipungkiri lagi kesahihannya. Selain itu senyawa theaflavin dalam teh hitam jumlahnya cukup berarti.
Kemampuan theaflavin sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi LDL (Low Density Lippoprotein) menunjukkan hal yang menakjubkan. Dalam seduhan teh hitam, theaflavin memberikan warna merah kekuningan, sementara itu thearubigin dan theanapthoquinone masing-masing memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat.
Untuk hal rasa, bersama-sama kafein, theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar. Mengutip penelitian di Belanda, Taufik menyatakan, kebiasaan minum teh hitam dapat mencegah penimbunan kolesterol pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita.
Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 persen, jika minum 4 cangkir dapat mencapai 69 persen. Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 persen pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.
Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktifitas insulin. Penelitian Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam dalam meningkatkan aktivitas insulin melebihi dari teh hijau, dan teh oolong.
sumber : Antara