Teh Hitam penyembuh Lever
Sabtu, 12 Desember 2009
, Posted by AGHA at 23.56
Ada kesamaan antara teh dan eceng gondok. Bukan pada sosoknya,
tetapi keduanya didatangkan ke Indonesia sebagai tanaman hias. Yang
pertama kali membawa biji teh ke nusantara adalah Dr Andreas Cleyer,
ahli botani, pada 1684. Rekannya, dr Van Siebold-ahli bedah
berkebangsaan Belanda-yang pernah belajar di Jepang, menuturkan teh
sebagai minuman kesegaran. Nasib kedua tanaman itu memang berbeda.
Eceng gondok didakwa sebagai gulma air; teh, minuman kesegaran dan obat.
Teh
sebagai minuman, banyak yang mafhum. Teh sebagai obat? Boleh jadi
sedikit yang tahu. Banyak bukti ilmiah yang mendukung bahwa daun
Chamellia sinensis itu berkhasiat obat. Simak riset Ethan Basch, MD,
peneliti dari Massachusetts College of Pharmacy, Amerika Serikat. Ethan
tidak meneliti sembarang teh, tetapi hanya teh hitam dari pucuk tanaman
anggota famili Theaceae itu. Riset pada 2006 itu membuktikan teh hitam
menstimulasi sistem saraf pusat, memberikan efek menenangkan,
meningkatkan detak jantung, dan diuretik.
Saraf
pusat yang terangsang sistem pengendali irama dan gerak fisik menjadi
terkendali. Dampaknya, pengaturan serapan nutrisi lebih baik. Daunnya
kaya polifenol, tanin, mineral, vitamin, dan antioksidan. Yang disebut
terakhir membantu kerja lever lebih efektif, sehingga tingkat
metabolisme jadi lebih cepat. Akibatnya proses penyembuhan penyakit pun
lebih optimal.
Itulah yang dialami Ekawati
Faziah di Gemoh, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sejak 1990 ia
menderita penyakit akibat infeksi virus itu. Saat itu, Eka sangat
sibuk. Sebagai ibu 6 anak sekaligus guru Taman Kanak-kanak tenaganya
tersita setiap hari. Perempuan kelahiran Banyumas 49 tahun silam itu
juga mengelola toko busana.
Kesibukan itu
kerap menyebabkan, makan tidak teratur dan kurang minum. Sementara
aktivitas sehari-hari menuntut stamina prima. Ia kerap mengabaikan
nyeri perut kanannya. Namun, lama-kelamaan nyeri itu menyiksa. 'Rasanya
sakit sekali, seperti ditusuk ribuan jarum,' kata Eka melukiskan.
Sembuh dan kambuh
Dokter
yang ia datangi mendiagnosis gangguan empedu. 'Yang sakit kan perut
kanan bagian dalam, kemungkinan empedunya terganggu,' ujar Eka mengutip
perkataan dokter. Setelah rutin mengkonsumsi obat resep dokter, rasa
nyeri kadang berkurang. Namun, kondisi tubuhnya tak membaik bahkan
lebih parah. Tubuh terasa lesu. Selain itu, perut juga mual sehingga
enggan makan. Meski begitu, ia tetap mengkonsumsi obat dari dokter
selama dua tahun.
Sayangnya, tanda-tanda
kesembuhan belum juga datang. Oleh karena itu ia menuruti saran
keluarga untuk mengecek kesehatan ke sinshe. 'Empedu tidak bermasalah,
yang bermasalah justru lever,' Eka mengulang perkataan sinshe di
Temanggung. Sinshe meresepkan sebuah ramuan berbahan baku mahkota dewa,
mimba, sambiloto, temulawak, dan pegagan. Semuanya direbus dalam air
dan diminum 3 kali sehari.
Sebulan berselang,
rasa sakit hilang. Tubuh pun bertenaga kembali. Oleh sinshe, Eka
dinyatakan sembuh. Namun, 2 tahun setelah itu levernya kambuh lagi. Itu
bermula pada 1994 pascamelahirkan anak ke-8. Anak ke-7 baru lahir
setahun sebelumnya. Wajar jika kesibukannya bertambah. Ia kerap merasa
lemas dan pusing. Ketika dibonceng anaknya ke toko, ia terjatuh dari
motor 'Badan lemas, pandangan juga berkunang-kunang,' katanya. Hasil
pemeriksaan dokter, tekanan darahnya hanya 70/80 mmHg; normal 120/80
mmHg. Kadar Hb dalam darah pun hanya 7 mg/dl, padahal normalnya 12
mg/dl.
Pemeriksaan itu juga menunjukkan lever
Eka lagi-lagi bermasalah karena membengkak sekaligus komplikasi mag,
jantung, dan ginjal. Kondisi itu memaksa wanita kelahiran 1958 itu
beristirahat total selama 5 bulan, sampai-sampai toko busananya
ditutup. Praktis selama kurun waktu itu Eka tidak beraktivitas.
'Rasanya membosankan sekali, karena biasanya aktif,' katanya. Meski
kondisi kian parah tapi ia enggan mengkonsumsi obat dokter.
Putri
sulungnya, Ryan Huria Latifah, menawarkan serbuk teh hitam. Setiap
pagi, siang, dan malam, setengah sendok teh bubuk teh hitam diseduh
dalam segelas air panas. Hari pertama mengkonsumsi teh hitam
menimbulkan efek diare. Keringat keluar membanjiri tubuh. 'Tapi terus
saya minum karena menurut anak saya reaksi awalnya memang begitu,' kata
Eka. Setelah sepekan rutin mengkonsumsi teh hitam, tubuh kembali
bertenaga. Mual dan pusing tidak lagi terasa. Hasil pemeriksaan dokter
sebuah klinik menunjukkan, levernya kembali normal.
Beragam
penyakit lain, seperti darah rendah dan mag juga sirna. Sebulan setelah
mengkonsumsi teh herbal, Eka sanggup menempuh perjalanan
Temanggung-Solo dengan mengendarai motor. 'Tidak terasa lelah sama
sekali,' katanya. Itu perubahan besar baginya. Penampilannya pun lebih
segar dengan bobot tubuh bertambah dari 44 kg menjadi 49 kg.
Katekin
Menurut
Prof Dr Maximilian, M.D.,PhD, dokter sekaligus konsultan kesehatan dan
accupressurist di Solo, mayoritas penderita kerusakan hati karena
infeksi virus hepatitis kronik (B atau C) dan kebiasaan mengkonsumsi
minuman beralkohol. Dapat pula akibat infeksi lain berupa obat, racun,
dan autoimun. Menurut Hj Sarah Kristanti, herbalis di Bandung, Jawa
Barat, sebagian pasien (10%) yang terinfeksi virus hepatitis B tidak
dapat sembuh total. Jika penyakitnya menjadi kronik akan berlanjut
menjadi sirosis.
Maximilian mengatakan,
konsumsi teh hitam memperbaiki sel-sel tubuh sehingga metabolisme
meningkat. Akibatnya, antibodi dalam tubuh naik, penyakit pun dapat
dengan mudah diatasi. 'Tetapi jangan sembarangan minum teh hitam,' ujar
alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengingatkan.
Sebaiknya minumlah teh hitam yang sudah difermentasi. Proses fermentasi
mampu mengaktifkan 450 senyawa alamiah yang ada dalam teh. 'Semua
senyawa itu berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh,' katanya.
Salah
satu senyawa dalam daun teh yang paling sohor adalah katekin. Katekin
adalah antioksidan yang kuat, lebih kuat daripada vitamin E, vitamin C,
dan betakaroten. Dalam teh terdapat beragam katekin: yaitu epigallo
katekin-gallate (EGCC), epigallokatekin (EGC), epikatekin-gallate
(ECG), gallokatekin, dan katekin. Selain katekin, teh juga mengandung
flavonoid, fluoride, magnesium, vitamin E, dan vitamin K. Semua senyawa
aktif itu mampu mencegah dan mengatasi berbagai macam penyakit bila teh
dikonsumsi secara kontinu.
#dari: trubus
Currently have 0 komentar: